Senin, 09 Desember 2013
Tahapan dakwah HT
Tahapan Dakwah dan Aktivitas Politik Hizbut Tahrir August 13th, 2013 by admin Tahap pertamasesungguhnya adalah tahap pembentukan gerakan, dimana saat itu ditemukan benih gerakan dan terbentuk halqah pertama setelah memahami konsep dan metode dakwah Hizb. Halqah pertama itu kemudian menghubungi anggota-anggota masyarakat untuk menawarkan konsep dan metode dakwah Hizb, secara individual. Siapa saja yang menerima fikrah Hizb langsung diajak mengikuti pembinaan secara intensif dalam halqah-halqah Hizb, sampai mereka menyatu dengan ide-ide Islam dan hukum-hukumnya yang dipilih dan ditetapkan oleh Hizb. Sehingga, mereka memiliki kepribadian islam, yaitu mempunyai pola pikir yang islami (akliyah islamiyah) dan menjadikannya, ketika melihat setiap pemikiran, kejadian atau peristiwa baru, senantiasa dengan pandangan Islam, serta tatkala memutuskan sesuatu selalu berlandaskan pada tolok ukur Islam, yaitu halal dan haram. Ia pun memiliki pola jiwa yang islami (nafsiyah islamiyah), sehingga akan menjadikan kecenderungannya senantiasa mengikuti Islam walau kemanapun, serta menentu-kan langkah-langkahnya atas dasar Islam. Sehingga, mereka ridla kepada sesuatu yang diridlai Allah dan Rasul-Nya, marah dan benci kepada hal-hal yang membuat Allah dan Rasul-Nya murka, lalu mereka akan tergugah mengemban dakwah ke tengah-tengah umat setelah mereka menyatu dengan Islam. Sebab pelajaran yang diterimanya dalam halqah merupakan pelajaran yang bersifat amaliyah (praktis) dan berpengaruh (terhadap lingkungan), dengan tujuan untuk diterapkan dalam kehidupan dan dikembangkan di tengah-tengah umat. Apabila seseorang telah sampai pada tingkatan ini, dialah yang akan mengharuskan dirinya bergabung dan menyatu menjadi bagian dari gerakan Hizb. Demikianlah yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, pada tahap pertama dalam dakwahnya –yang berlangsung selama tiga tahun. Pada saat itu Beliau menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat secara perorangan dengan menawarkan apa yang telah diturunkan Allah SWT kepadanya (berupa aqidah dan ide-ide Islam). Siapa saja yang menerima dan mengimani beliau berikut risalah yang dibawanya, maka ia akan bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk Nabi SAW atas dasar Islam, secara rahasia. Beliau selalu menyampaikan bagian-bagian risalah, dan selalu membacakan ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada beliau, sampai merasuk ke dalam diri mereka. Beliau menemui mereka secara sembunyi-sembunyi, mengajar mereka secara rahasia di tempat-tempat yang tidak diketahui masyarakat pada umumnya. Mereka melaksanakan ibadah juga secara diam-diam, sampai saatnya Islam dikenal dan menjadi pembicaraan masyarakat di Mekah, sebagian mereka bahkan masuk Islam secara berangsur-angsur. Pada tahap pembentukan kader ini, Hizb membatasi aktivitasnya hanya pada kegiatan pembinaan saja. Hizb lebih memusatkan perhatiannya untuk membentuk kerangka gerakan, memperbanyak anggota dan pendukung, membina mereka secara berkelompok dan intensif dalam halqah-halqah Hizb dengan tsaqafah yang telah ditentukan sehingga berhasil membentuk satu kelompok partai yang terdiri dari orang-orang yang telah menyatu dengan Islam, menerima dan mengamalkan ide-ide Hizb, serta telah berinteraksi dengan masyarakat dan mengembangkannya ke seluruh lapisan umat. Setelah Hizb dapat membentuk kelompok partai sebagaimana yang dimaksud di atas, juga setelah masyarakat mulai merasakan kehadirannya, mengenal ide-ide dan cita-citanya, pada saat itu sampailah Hizb ke tahap kedua. Tahap keduaadalah tahap berinteraksi dengan masyarakat, agar umat turut memikul kewajiban menerapkan Islam serta menjadikannya sebagai masalah utama dalam hidupnya. Caranya, yaitu dengan menggugah kesadaran dan membentuk opini umum pada masyarakat terhadap ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah ditabanni oleh Hizb, sehingga mereka menjadikan ide-ide dan hukum-hukum tersebut sebagai pemikiran-pemikiran mereka, yang mereka perjuangkan di tengah-tengah kehidupan, dan mereka akan berjalan bersama-sama Hizb dalam usahanya menegakkan Daulah Khilafah, mengangkat seorang Khalifah untuk melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Pada tahap ini Hizb mulai beralih menyampaikan dakwah kepada masyarakat banyak secara kolektif. Pada tahap ini Hizb melakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut: (1)Pembinaan Tsaqafah Murakkazah (intensif) melalui halqah-halqah Hizb untuk para pengikutnya, dalam rangka membentuk kerangka gerakan dan memperbanyak pengikut serta mewujudkan pribadi-pribadi yang islami, yang mampu memikul tugas dakwah dan siap mengarungi samudera cobaan dengan pergolakan pemikiran, serta perjuangan politik. (2)Pembinaan Tsaqafah Jama’iyah bagi umat dengan cara menyampaikan ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah ditetapkan Hizb, secara terbuka kepada masyarakat umum. Aktivitas ini dapat dilakukan melalui pengajian-pengajian di masjid, di aula atau di tempat-tempat pertemuan umum lainnya. Bisa juga melalui media massa, buku-buku, atau selebaran-selebaran. Aktivitas ini bertujuan untuk mewujudkan kesadaran umum di tengah masyarakat, agar dapat berinteraksi dengan umat sekaligus menyatukannya dengan Islam. Juga, untuk menggalang kekuatan rakyat sehingga mereka dapat dipimpin untuk menegakkan Daulah Khilafah dan mengembalikan penerapan hukum sesuai dengan yang diturunkan Allah SWT. (3)Ash-Shira’ul Fikri (Pergolakan Pemikiran) untuk menentang ideologi, peraturan-peraturan dan ide-ide kufur, selain untuk menentang aqidah yang rusak, ide-ide yang sesat dan pemahaman-pemahaman yang rancu. Aktivitas ini dilakukan dengan cara menjelaskan kepalsuan, kekeliruan dan kontradiksi ide-ide tersebut dengan Islam, untuk memurnikan dan menyelamatkan masyarakat dari ide-ide yang sesat itu, serta dari pengaruh dan dampak buruknya. (4)Al-Kifaahus Siyasi (Perjuangan Politik) yang mencakup aktivitas-aktivitas: (a)Berjuang menghadapi negara-negara kafir imperialis yang menguasai atau mendominasi negeri-negeri Islam; berjuang menghadapi segala bentuk penjajahan, baik penjajahan pemikiran, politik, ekonomi, maupun militer. Mengungkap strategi yang mereka rancang, membongkar persekongkolan mereka, demi untuk menyelamatkan umat dari kekuasaan mereka dan membebaskannya dari seluruh pengaruh dominasi mereka. (b)Menentang para penguasa di negara-negara Arab maupun negeri-negeri Islam lainnya; mengungkapkan (rencana) kejahatan mereka; menyampaikan nasihat dan kritik kepada mereka. Dan berusaha untuk meluruskan mereka setiap kali mereka merampas hak-hak rakyat atau pada saat mereka melalaikan kewajibannya terhadap umat, atau pada saat mengabaikan salah satu urusan mereka. Disamping berusaha untuk menggulingkan sistem pemerintahan mereka, yang menerapkan perundang-undangan dan hukum-hukum kufur, yaitu dengan tujuan menegakkan dan menerapkan hukum Islam untuk menggantikan hukum-hukum kufur tersebut. (5)Mengangkat dan menetapkan kemaslahatan umat, yaitu dengan cara melayani dan mengatur seluruh urusan umat, sesuai dengan hukum-hukum syara’. Dalam melakukan semua aktivitas ini, Hizb senantiasa mengikuti jejak Rasulullah SAW, khususnya setelah turun kepada beliau firman Allah SWT: فَـاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ و أَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala yang diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Al-Hijr 94) Ketika itu beliau langsung menampakkan risalahnya secara terang-terangan dengan mengajak orang-orang Quraisy pergi berkumpul ke bukit Shafa, kemudian menyampaikan kepada mereka bahwa sesungguhnya beliau adalah seorang nabi yang diutus, dan beliau meminta agar mereka mengimaninya. Beliau menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat Quraisy sebagaimana beliau melakukannya kepada individu-individu. Beliau menentang orang-orang Quraisy, tuhan-tuhan sesembahan mereka, keyakinan-keyakinan, dan ide-ide mereka; dengan cara menjelaskan kepalsuan, dan kerusakannya. Beliaupun mencela dan menyerang mereka sebagaimana yang beliau lakukan terhadap keyakinan-keyakinan, dan ide-ide yang ada pada saat itu. Sedangkan ayat-ayat Al-Quran yang turun kepada beliau secara beruntun selalu terkait dengan kondisi yang ada pada saat itu. Ayat Al-Quran turun dengan menyerang kebiasaan-kebiasaan buruk mereka, seperti; memakan harta riba, mengubur hidup-hidup anak wanita, curang dalam timbangan, ataupun berzina. Ayat-ayat itu juga menyerang para pemimpin dan tokoh-tokoh Quraisy, memberinya predikat sebagai orang-orang bodoh, termasuk kepada nenek moyang mereka; disertai dengan pengungkapan terhadap persekongkolan-persekongkolan yang mereka rencanakan untuk menentang Rasul SAW, dakwah beliau dan para sahabat beliau. Hizb dalam mengembangkan ide-idenya; menentang ide-ide lain (yang bertentangan dengan Islam) dan kelompok-kelompok politik (yang tak berasaskan Islam); melawan negeri-negeri kafir; atau dalam menentang para penguasa, senantiasa bersikap terbuka, terang-terangan, dan menantang, tidak berbasa-basi, berpura-pura ataupun berkompromi; tidak berputar-putar dan tidak pula mementingkan keselamatan diri sendiri, tanpa memandang hasil dan keadaan yang terjadi. Hizb tetap akan menghadapi setiap hal yang bertentangan dengan Islam dan hukum-hukumnya. Suatu keadaan yang akan membawanya kepada bahaya berupa penyiksaan pedih dari para penguasa, perlawanan kelompok-kelompok politik non Islami dan para pengemban dakwah (yang bertentangan dengan Hizb), bahkan kadang-kadang menghadapi perlawanan mayoritas masyarakat. Dalam hal ini Hizb selalu meneladani sikap Rasulullah SAW. Beliau datang dengan membawa risalah Islam ke dunia ini dengan cara yang menantang, terang-terangan, namun yakin terhadap kebenaran yang diserukannya, dan menentang kekufuran berikut ide-idenya yang ada di seluruh dunia. Beliau menyatakan perang atas seluruh manusia, tanpa memandang lagi warna kulit –baik yang hitam maupun yang putih– tanpa memperhi-tungkan adat-istiadat, agama-agama, kepercayaan-kepercayaan, para penguasa ataupun masyarakat-nya. Beliau tidak menoleh sedikit pun, kecuali kepada risalah Islam. Beliau memulai dakwahnya di tengah-tengah kaum musyrikin Quraisy, dengan menyebut tuhan-tuhan sesembahan mereka disertai celaan, menentang segala sesuatu yang menjadi keyakinan mereka dan memandang rendah sembahan mereka. Sedangkan beliau –dalam melakukan semua ini– adalah sendirian, tanpa seorang pun yang mendampinginya, tanpa senjata apapun kecuali keyakinannya yang amat mendalam terhadap risalah Islam yang dibawanya. (Diambil dari kitab : منهج حِزبُ التحرير في التغيير) Baca juga : Yordania: Hizbut Tahrir Kembali Melakukan Aktivitas Politik Hizbut Tahrir : Dakwah Islam Pemikiran, Politik, dan Tanpa Kekerasan Prinsip Penting Dakwah Hizbut Tahrir VIDEO Aktivitas Dakwah Hizbut Tahrir (Video Selingan MUN) Aljazeera Tayangkan Film Dokumenter: Ketakutan Rezim & Meningkatnya Aktivitas Hizbut Tahrir di Asia Tengah Posted in Hizbut Tahrir | 26 comments Previous post: Nasib Umat Islam Tanpa Khilafah, Biksu Budha Ekstrimis Serang Masjid Di Srilanka Next post: Innalillahi wa inna ilaihi roji’uun, 44 Muslim Negeri Dibantai Saat Shalat di Masjid 26 comments on this post. Broe1978: December 17th, 2008 at 10:57 saya sepakat sekali dan mendukung gerakan HTI, tapi yang masih belum saya pahami adalah bagaimana proses pengambilalihan kekuasaan dari pemerintahan kafir ke pemerintahan islam yang notebenenya memiliki tentara dan pasukan, dan bagaimana menghadapi kaum2 kafir tsb ? dir88gun: December 18th, 2008 at 15:28 Kalau hampir 100% rakyat udah setuju dan mendukung penuh sistem khilafah, secara otomatis pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa harus ikut mengganti sistem. Perlu waktu berapa lama lagi? Yaa.. tergantung kita sebagai pengemban dakwah… Untuk itu, perjuangan kita menyadarkan masyarakat masih harus berlanjut, tetap berjuang hingga titik darah penghabisan! Riyan: December 19th, 2008 at 20:27 Bagaimana kita bisa menasihat secara individu bisa menasihati sebuah negara? dan bagaimana bisa melayani dan mengatur seluruh urusan umat, sesuai dengan hukum-hukum syara’ kalau kita belum mempunyai kekuatan atau kekuasaan? muhammad: December 23rd, 2008 at 09:36 “Kalau hampir 100% rakyat udah setuju dan mendukung penuh sistem khilafah, secara otomatis pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa harus ikut mengganti sistem.” 100% rakyat berarti termasuk pemerintah dong (kan pemerintah juga rakyat), kalo gitu hebat dong, jadi kapan pastinya? زهير: January 11th, 2009 at 10:36 Wah, bagus nih artikelnya. Bisa saya kasihkan ke teman2 yang bertanya seputar metode dakwah Hizb ut-Tahrir. zayd abdullah: January 15th, 2009 at 16:25 akhi, broe 1978, sebelumnya saya minta maaf apabila ada kesalahan dlm penulisan dan pemikiran saya, , menurut yang saya pelajari, Umat muslim tidak pernah mengambil kekuasaan atau pemerintahan seperti reformasi di Indonesia, tapi jika kita merujuk kepada sirah Rasulullah SAW akan didapati bahwa pada saat itu, ketika rasulullah masih di mekkah dan kemuudian rasulullah mengutus mush’ab bin umair untuk ber da’wah ke madinah, nah ber awal dari itulah kemudian banyak masyarakat madinah yang masuk islam kemudian mereelakan diri mereka untuk kemudian dipimpin oleh seorang khalifah yaitu Muhammad Rasulullah SAW. Nah, gimana caranya? ya dengan melakukan pembaiatan kepada rasul, taukah akhi tentang baiat aqobah 1 dan 2. Nah itulah yang kemudian mengawali kekhilafahan Islam. dan saya juga sangat setuju sekali dengan metode ini, karena ternyata sesuai sekali dengan metode da’wah rasul. bukan kah rasul adalah sebaikbaik tuntunan? Wallahu a’lam abuarsyad: February 2nd, 2009 at 15:39 untuk mengubah sistem kufur ini ada dua cara yang bisa ditempuh, masing-masing mengandung resiko: 1. Revolusi, yaitu mengubah sistem dari luar sistem yang berlaku. merebut kepemimpinan dengan kudeta. cara ini hanya akan berhasil manakala pemegang senjata (TNI dan Polri) mendukung revolusi atau kita siap menghadapi mereka dengan konsekuensi perang. 2. Reformasi, yaitu merebut kepemimpinan lewat pemilu. cara ini tidak membutuhkan senjata, dan apabila menang TNI Polri akan tunduk. patut diperhatikan bahwa kita saat ini berada di dunia yang semakin sempit, artinya gerakan kita di Indonsia akan sangat diperhatikan negara luar terutama yang tidak ingin ISlam tegak di sini. candra: February 3rd, 2009 at 14:50 “Fight them, and Allah will punish them by your hands, and disgrace them, help you (to victory) over them. Heal the breasts of believers.” [QURAN : Al-Tauba-14] ruL: February 12th, 2009 at 18:14 reformasi tidak dapat mengubah sistem. namanya juga re-form bearti mengembalikan kebentuk semula. Biasanya reformasi dipakai apabila seseorang/sekelompok atau siapapun masih menganggap sistem yang mereka pakai masih baik, yang salah hanya orangnya (human error) makanya mereka melakukan reformasi untuk mengembalikan penyimpangan tsb ke bentuk awalnya. Revolusi juga bukan satu-satunya cara untuk merebut kekuasaan. coba baca alwaie yang ngebahas thalabun Nusrah… Selama dua edisi Awlwaie ngebahas hal itu scr panjang lebar… search aja di search egine di situs ini. Um.. untuk lebih jelasnya perbedaan antara reformasi n revolusi search di bonus CD alwaie thn 2005. peinjem aja ke temen antum yang punya. seinget saya ada. selamat mencari hehehe… ohya Zayd, rasulullah bukan kholifah… Darmanto: February 28th, 2009 at 07:37 Hanya peraturan dari Allah SWT dan Rosulnya yang benar. Satu hal yang saya amati disekitar rumah, salah satu jalan menuju khilafah adalah “kembali ke masjid dan atau musholla”. Muslim yang “dekat” dengan tempat ibadah, sangat mudah menerima “kebaikan”. Ayo ajak keluarga, kerabat, teman, tetangga sholat dan memakmurkan masjid/musholla. Wass. Gnr: March 6th, 2009 at 18:25 ya.. pengenalan tentang khilafah harus kita tanamkan kepada anak2 dari kecil.. U. ILMI: March 11th, 2009 at 17:30 Berjuang terus dalam penerapannya. Insya Allah Hal apapun untuk kemajuan umat dan perbaikannya selalu dalam Ridho Allah SWT arief: March 16th, 2009 at 20:48 Mari kita berniaga dengan Allah, karena perniagaan denganNYA sungguh sangat menguntungkan, curahkan segenap kemampuan diri demi tegaknya khilafah,Hidup Mulia dalam aturanNYA Mati sebagai Syuhada mempejuangkan Dienul Islam,Allahu Akbar… Ari: March 20th, 2009 at 11:03 Rencana itu terlalu halus untuk dideteksi secara dini oleh para pemimpin musyrik Quraisy. Tiba-tiba saja Makkah terasa lengang dan sunyi. Ada banyak wajah yang secara perlahan-lahan menghilang dari lingkungan pergaulan. tapi tidak ada berita. Tidak ada yang secara pasti mengetahui apa yang sedang terjadi dalam komunitas Muslim di bawah pimpinan Rasulullah saw ini memang bukan rencana yang bisa dirahasiakan dalam waktu lama. Orang-orang musyrik Makkah akhirnya memang mengetahui bahwa kaum Muslimin telah berhijrah ke Madinah. Tapi itu setelah proses hijrah hampir selesai. Maka gemparlah penduduk Makkah. Tapi sebuah episode baru dalam sejarah telah dimulai: sebuah gerakan telah berkembang menjadi sebuah negara, dan sebuah negara telah bergerak menuju peradabannya; sebuah agama telah menemukan “orang-orangnya”, dan sekarang mereka bergerak mencari “tanah”, setelah itu mereka akan menancapkan “bangunan peradaban” mereka. Tanah, dalam agama ini, adalah persoalan kedua. Sebab yang berpijak di atas tanah adalah manusia, maka di sanalah Islam pertama kali menyemaikan dirinya; dalam ruang pikiran, ruang jiwa dan ruang gerak manusia. Tanah hanya akan menjadi penting, ketika komunitas “manusia baru” telah terbentuk dan mereka mulai membutuhkan wilayah teritorial untuk bergerak secara kolektif, legal dan diakui sebagai sebuah entitas politik. Abu Faiz: March 21st, 2009 at 09:54 Islam memperlakukan Yahudi dan Nasrani dengan baik sesuai dengan Quran dan Sunnah. Tapi Yahudi dan Nasrani membalasnya dengan buruk sejalan dengan hawa nafsunya… ind: March 24th, 2009 at 16:34 subhanallah… bnyak hal yang bsa ane petik dri tlisan ent.. skron jzkmullah.. takdirullah: January 4th, 2010 at 12:19 subhanallah … saya memang baru dsini tp ide ide persatuan umat di bawah naungan khilafah merupakan ide yg hrs qta perjuangkan bersama…untuk mencapai kejayaan umat yg berdasarkan syariah islam…klo tdk qta mulai dr sekarang,..kpn lg !!!! FARUK: January 6th, 2010 at 11:18 cah ayoo semangat n istiqomaH terus perjuangkan syariah & Khilafah di depan mata.Allahu Akbar… andi rahmat al ayyubi: January 15th, 2010 at 23:05 maap pda hibut tahrir mngapa maap grakan dri ht tdak frontal ndan krng brsnergis maap sya mngsulkan bgaimna klai hti mnysup [da prtai islam dan nasionais speerti pki pda si pda jman sbm mrdka maw: January 22nd, 2010 at 18:02 semoga khilafah segera tegak… semangat mabda’i saudaraQ suyuti: January 26th, 2010 at 10:40 khilafah sudah di plupuk mata. ayo smangat akhi dan ukhti. ALLAHU AKBAR DWIKI: January 26th, 2010 at 15:49 TEGAKKAN KHILAFAH DI TANAH ” ISLAM JADIKAN SEMUA NEGARA MENJADI KHILAFAH……..HIDUP PEJUANG ISLAM ikhsan: February 3rd, 2010 at 16:00 gerakan dakwah rasullullah ada 6 : 1. sirr (sembunyi-sembunyi)/rahasia 2. terang2an / jahar 3. hijrah 4. qital 5. fath 6. munawwarah ada sebuah ungkapan : klo zaman kita sekarng ini sudah kembali ke zaman jahiliyah, jadi, pergerakan dakwah sekarg apa harus mulai dari awal lagi??? mohon penjelasan’a yaaa terima kasih syifa: February 9th, 2010 at 14:16 bagaimana pendapat HT tentang kesatuan ummat Islam ( ummatan wahidan ) kaitannya dg bnyaknya gerakan silam modern ( IM, JT, dll ) sdangkan diantara sesama grkan tersebut msh srng trjadi perselisihan ( saling jegal menjegal ) bgaimana bsa terwujud kestuan ummat, apakah ada komunikasi antra HT dg berbagai grkan dkwah tersebut ? Bagaimana HT memandang tentang grakan Islam yg masuk ke pemrntahan dan mnjadi bgian dr pmrnthan trsbut dengan alsan brdakwah dlm pmrnthan dan secra konstitusional, mksh josuwandi: December 25th, 2010 at 09:08 semoga allaah swt,memberikan kemudahan dalam perjuangan untuk menemukan kembali mutiara yang hilang yaitu khilafah al islamiyah….amien…ya allah.. Edi: September 20th, 2013 at 17:26 Bagaimana menyikapi produk2 hasil politik yang ada di indonesia sekarang ini ??? Leave a comment Name (required) Mail (required, but not published) Website Comment HOME BERITA TERBARU TENTANG KAMI FAQ DEKSTOP Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia: Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390 Telp/Fax: (62-21) 83787370 / 83787372, Email: info@hizbut-tahrir.or.id
Profil amir HT
Atha Abu Ar-Rasythah, Amir Hizbut Tahrir Saat Ini April 8th, 2013 by admin Pada tanggal 11 Shafar 1424 H atau 13 April 2003 M, ketua Diwan Mazhalim Hizbut Tahrir mengumumkan pemilihan آlim al-Ushûl (Ahli Ushul Fikih) ‘Atha Abu ar-Rasytah-Abu Yasin sebagai amir Hizbut Tahrir. Melalui kepemimpinannya, beliau adalah seorang yang sangat diharapkan dapat membawa Hizbut Tahrir untuk meraih pertolongan Allah Swt. Hal itu karena beliau memiliki perhatian yang luar biasa terhadap dakwah. Beliau juga melakukan manajemen baik atas aktivitas dakwah dan pemanfaatan potensi para syabab dengan seoptimal mungkin. Riwayat Hidup Beliau adalah ‘Atha bin Khalil bin Ahmad bin Abdul Qadir al-Khathib Abu ar-Rasytah. Menurut informasi yang paling kuat, beliau dilahirkan pada tahun 1362 H atau 1943 M. Beliau berasal dari keluarga dengan tingkat keberagamaan seperti masyarakat umum. Beliau dilahirkan di kampung kecil Ra’na, termasuk wilayah Provinsi al-Khalil di negeri Palestina.Ketika masih kecil, beliau menyaksikan dan merasakan bencana atas Palestina dan pencaplokan Yahudi atas Palestina pada tahun 1948 M, dengan dukungan Inggris dan pengkhinatan para penguasa Arab. Kemudian beliau dan keluarganya berpindah ke kamp para pengungsi di dekat al-Khalil. Beliau menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di kamp pengungsian. Lalu beliau menyelesaikan pendidikan SMU dan memperoleh ijazah Tsanawiyah al-Ula (menurut jenjang di Yordania) dari Madrasah al-Husain bin Ali ats-Tsanawiyah di al-Khalil pada tahun 1959 M. Kemudian beliau memperoleh ijazah ats-Tsanawiyah al-Amah (menurut panduan sistem pendidikan Mesir) pada tahun 1960 di Madrasah al-Ibrahimiyah di al-Quds asy-Syarif. Setelah itu, beliau bergabung dengan Universitas Kairo Fakultas Teknik pada tahun pelajaran 1960-1961 M. Beliau memperoleh ijazah insinyur dalam bidang teknik sipil dari Universitas Kairo pada tahun 1966 M.Setelah lulus dari Kairo, beliau bekerja sebagai insinyur di beberapa negara Arab. Beliau memiliki karya dalam bidang teknik sipil, yaitu Al-Wasîth fî Hisâb al-Kamiyât wa Murâqabah al-Mabânî wa ath-Thuruq (Metode Penghitungan Kuantitatif dan Monitoring Bangunan dan Jalan). Beliau bergabung ke dalam Hizbut Tahrir semasa pendidikan menengah sekitar pertengahan tahun lima puluhan. Dalam perjuangan di jalan Allah, beliau pernah dipenjara beberapa kali di penjara-penjara para penguasa zalim. Beliau terus menjadi pengemban dakwah dalam barisan Hizbut Tahrir dalam seluruh tingkatan organisasi dan administrasi: sebagai dâris, anggota, musyrif, nâqib mahaliyah, anggota wilâyah, mu’tamad, juru bicara resmi, dan anggota maktab al-amir.Sejak 11 Shafar 1424 H atau 13 April 2003 M, atas izin Allah, beliau terpilih untuk memikul tampuk kepemimpinan Hizbut Tahrir. Beliau senantiasa memohon kepada Allah agar memberikan pertolongan kepadanya untuk mengemban amanah besar tersebut. Beberapa karyanya dalam bidang keislaman adalah sebagai berikut: 1. Tafsir surah al-Baqarah dengan judul, At-Taysîr fî Ushûl at-Tafsîr: Sûrah al-Baqarah (Pokok-Pokok Tafsir Praktis–Surat al-Baqarah. 2. Kajian beliau dalam bidang Ushul Fikih, yaitu Taysîr al-Wushûl ilâ al-Ushûl (Cara Mudah untuk Menguasai Ushul Fikih). 3. Sejumlah boklet: a. Al-Azmât al-Iqtishâdiyah: Wâqi‘uhâ wa Mu‘âlajâtuhâ min Wijhah Nazhari al-Islâm (Krisis Ekonomi: Realita dan Solusinya Menurut Pandangan Islam).b. Al-Ghazwah ash-Shalîbiyah al-Jadîdah fî al-Jazîrah wa al-Khalîj (Perang Salib Baru di Jazirah Arab dan Teluk).c. Siyâsah at-Tashnî’ wa Binâ’ ad-Dawlah Shinâ’iyan (Politik Industrialisasi dan Pembangunan Negara Industri).Hizbut Tahrir pada masanya hingga sekarang telah mengeluarkan sejumlah buku, antara lain: 1. Min Muqâwimât an-Nafsiyah al-Islâmiyah (Pilar-Pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah).2. Qadhâyâ Siyâsiyah Bilâd al-Muslimîn al-Muhtallah (Masalah-Masalah Politik–Negeri-Negeri Kaum Muslim yang Terjajah).3. Revisi dan perluasan atas buku Mafâhîm Siyâsiyah li Hizb at-Tahrîr (Konsepsi-Konsepsi Politik Hizbut Tahrir).4. Ajhizah ad-Dawlah al-Khilâfah fî al-Hukm wa al-Idârah (Struktur Negara Khilafah–Pemerintahan dan Administrasi)5. Revisi dan penyempurnaan atas Masyrû’ ad-Dustûr Dawlah al-Khilâfah (Rancangan Konstitusi Daulah al-Khilafah); dikeluarkan pada tahun 2006.Beliau senantiasa memohon kepada Allah Swt. pertolongan dan bantuan untuk melaksanakan amanah dakwah menurut arahan yang dicintai oleh-Nya dan Rasul-Nya saw. Beliau juga senantiasa memohon kepada Allah Swt. agar membukakan melalui kedua tangannya jalan berdirinya Daulah Khilafah Rasyidah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Memenuhi Doa. Di antara aktivitas brilian dan sangat menarik perhatian pada masanya adalah, bahwa Hizb pada tanggal 28 Rajab 1426 H atau 2 September 2005 M menyampaikan seruan kepada kaum Muslim berkaitan dengan aktivitas untuk mengingatkan bencana besar berupa hancurnya Khilafah 84 tahun sebelum seruan tersebut dikumandangkan. Hizbut Tahrir telah mengumandangkan seruan itu kepada kaum Muslim setelah shalat Jumat pada hari itu dimulai dari Indonesia dengan berbagai kotanya di sebelah timur hingga Maroko di tepian lautan Atlantik di sebelah barat. Seruan itu telah memberikan pengaruh yang sangat baik. Demikian pula sejumlah aktivitas Hizb dalam menggemakan seruan kebenaran di berbagai konferensi, di berbagai medan aktivitasnya dan berbagai forum yang diselenggarakannya. Dalam tiga tahun masa kepemimpinannya, Hizb sekarang telah dipenuhi dengan kebaikan. Kami memohon kepada Allah Swt. agar semakin memperluas dan menambah kebaikan itu, sebagaimana berita gembira pertolongan dan kemenangan telah mulai bergema atas seizin Allah Swt. kepada Hizb bersama amir Hizb saat ini. Hal itu semakin membentangkan harapan akan terealisasinya masa ini sebagai masa terealisasinya pertolongan dan kemenangan atas izin Allah Swt. Di antara hal yang tampak menonjol dalam diri amir Hizb sekarang adalah kewaraannya dan kuatnya beliau berpegang pada syariah; juga keteguhan dan keilmuannya. Beliau telah mengambil manfaat besar dari berbagai posisi penanggung jawab berbeda yang pernah beliau emban dalam menejemen aktivitas Hizb, khususnya posisi sebagai juru bicara resmi, muktamad, dan anggota maktab amir terdahulu. Hal itu menjadikannya dapat memimpin Hizb. Beliau betul-betul mengetahui tugas, monitoring dan aktivitas yang dituntut setiap posisi penanggung jawab. Oleh karena itu, para syabab Hizb seakan dapat melihat amir mereka ada bersama mereka, memimpin mereka hingga dalam masalah rinci. Hal ini menjadikannya dapat memanfaatkan kemampuan para syabab dengan pemanfaatan paling optimal. **** Demikianlah, dari Masjid al-Aqsha yang diberkahi, telah diumumkan bertolaknya aktivitas Hizbut Tahrir pada awal tahun 50-an abad yang lalu. Hizbut Tahrir telah menggariskan target utama, yakni mendirikan Khilafah Rasyidah. Al-’Alim al-‘’Allâmah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullâh terus memegang tampuk kepemimpinan Hizb hingga ketika beliau wafat setelah sekitar 25 tahun kepemimpinan beliau atas Hizb. Setelah itu al-’Alim al-Kabîr Syaikh Abdul Qadim Zallum memegang kepemimpinan Hizb sejak tahun 1977 M. Aktivitas Hizb pada masanya menjadi besar karena bertambah banyaknya jumlah anggota Hizb. Tangan Hizb juga meluas mencapai banyak negara di dunia. Hizb berhasil mengorganisasi dan menghimpun ribuan syabab Muslim. Syaikh Abdul Qadim Zallum rahimahullâh wafat dalam usia lebih dari 80 tahun setelah beliau memegang tampuk kepemimpinan Hizb sekitar 25 tahun. Setelah beliau, sejak tahun 2003 M kepemimpinan Hizb dipegang oleh salah seorang ulama Hizb yang paling menonjol, seorang ahli ushul fikih, yaitu ‘Atha Abu ar-Rasytah, untuk membawa Hizb bertolak dengan kuat, beraktivitas untuk memetik buah dari tanaman yang telah ditanam, dipelihara dan dibesarkan pada masa dua orang syaikh sebelumnya. Alangkah baiknya apa yang ditambahkan beliau terhadap tanaman yang telah tumbuh dengan baik setelah kepemimpinan dua orang syaikh rahima-humâllâh. Ungkapan paling indah yang bisa dikatakan tentang kepemimpinan ketiga amir Hizb adalah ungkapan yang sangat baik yang diungkapan oleh salah seorang syabab Hizb: Mereka adalah tiga orang amir. Di tangan mereka Allah Swt. telah dan akan menyempurnakan tiga perkara: tiga orang amir yang menyempurnakan tiga periode: Periode pendirian dan pembentukan kelompok politik. Periode aktivasi dan pengumuman. Periode meraih kemenangan dan dengan izin Allah Swt. pertolongan dan kemenangan akan terealisasi. Amin. Baca juga : [VIDEO] Takziyah Hizbut Tahrir atas Wafatnya Saudara Perempuan dari Amir Hizbut Tahrir Syaikh Abdul Qadim Zallum, Amir Hizbut Tahrir kedua VIDEO Kalimatul Khitam Amir Hizbut Tahrir Teks Pidato Amir Hizbut Tahrir Kepada Warga di Suriah Amir Hizbut Tahrir: Dukunglah Penegakan Khilafah Posted in Hizbut Tahrir | 28 comments Previous post: Tentara Penjajah Keji NATO Pimpinan Amerika , (Kembali) Bunuh 11 anak Afghanistan Next post: [VIDEO] Saat-saat Sayyid Qutb Rahimuhullah di Penjara dan Menjelang Eksekusinya, Menolak Berkompromi dengan Sistem Kufur 28 comments on this post. Ahmad PONSEN: May 20th, 2007 at 17:59 Yaa Rab, Jadikanlah kami dan anak cucu kami, sebagai penerus perjuangan, para pejuang penerapan Syari’at-Mu, seperti Syaikh ‘Atha Abu ar-Rasytah, sehingga kami dan anak cucu kami bisa engkau kumpulkan di akhirat bersama mereka beserta jujungan kami Rasulullaah Muhammad SAW. Yaa Rab, Berikanlah kepada beliau, Syaikh ‘Atha Abu ar-Rasytah, kesabaran dan keteguhan dalam memimpin harakah ini, hingga akhirnya akan membawa ummat ini menuju gerbang kemulyaan-Mu, kehidupan Islam yang Engkau ridloi, Amiin ya rabbal’alamiin. ALLAAHUAKBAR Ahmad PONSEN: May 20th, 2007 at 18:31 Innalillaahi wa innailaihi raji’uun. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kencong, Jawa Timur, KH Syuhada Syarif meninggal dunia pada Kamis malam (17/5) pukul 16.30 setelah seminggu dirawat di rumah sakit Dr Soetomo, Surabaya. Mudah-mudahan Allah SWT menerima segala keikhlasan perjuangannya, dan ditempatkan di tempat yang dimulyakan Allah SWT. Amiin. ALLAAHUAKBAR salim_gema pembebasan gorontalo: May 21st, 2007 at 10:01 semoga dikepemimpinannya hingga saatnya khilafah rasyidah akan tegak allahu akbar Abu Nayla: May 21st, 2007 at 11:51 Semoga dg kepemimpinan Hizb yg baru, Alloh segera menurunkan pertolonganNya,dgn tegaknya kembali Daulah Khilafah Islamiyah yg akan senantiasa menerapkan,menjaga dan mengemban risalah Islam. Allohu Akbar Shaheed: May 21st, 2007 at 13:01 yarhamullahu alladziina ya’maluuna ‘amalan syar’iyyan li iqaamati ad-daulat al-islaamiyyah emira: May 21st, 2007 at 16:52 Semoga 4JJI melimpahkan kesabaran, keikhlasan dan kemenangan bagi kaum muslimin dalam upaya penegakkan syariahNya di muka bumi. amin ALLAHU AKBAR muhtar "kuncen MAJ": May 21st, 2007 at 17:10 amir hizib keren juga oe,, seorang enginer tapi faqih fiddin,,pokoke semoga perjuangan penegakan syariah dan khilafah makin berkibar,, ALLOHU AKBAR Abu Musa Al Ghifari: May 22nd, 2007 at 11:11 AllahuAkbar, Semoga dengan kepemimpinan beliau Kemulyaan Islam kembali berjaya melaui penegakan sebuah institusi Daulah Khilafah Islamiyah yang akan menerapkan, menjaga, dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia, Sehingga Islam sebagai rahmatan lil’alamin segera terwujud.Islam is the way of life. AllahuAkbar….. el_hakim: May 23rd, 2007 at 08:56 Ya Allah Engkau Dzat Yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami untuk taat pada-Mu dan Agama-Mu dan Senantiasa memperjuangkan Syariat-Mu kembali diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Dan kami berharap pada-Mu dengan perjuangan kami selama ini KHILAFAH akan segera tegak di Seantero ini ALLAHUAKBAR!!!!!!!! www.pinideologis.blogspot.com: May 23rd, 2007 at 17:08 Assalamu’alaykum Wr Wb ya ustadz Atho’ abu Rasythah….. semoga setelah ini andalah yang dapat kemuliaan oleh 4JJ1 menjadi KHALIFAH Umat Islam……..kami dibelahan bumi manapun siap bersamamu lakukan perjalanan FUTUHAT…. amiin ya…4JJ1 …….. Wassalamu’alaykum Wr. Wb. AndiyQubahCollection http://www.pinideologis.blogspot.com mufiidah: May 23rd, 2007 at 20:17 ALLAHU AKBAR!!!! Yaa Allah, Semoga Engkau limpahkan kekuatan dan kemuliaan kepada ketiga amir Hizb dan Engkau kumpulkan mereka dengan kekasih mulia Baginda Rasul SAW dalam surga-Mu …. Yaa Allah, semoga Engkau jadikan kami orang yang istiqomah, loyal dan siap untuk berjuang bersama Hizb menegakkan Islam dalam Khilafah Islam ‘Alaa Minhajin Nubuwwah. semoga Engkau kumpulkan kami bersama mereka yang senantiasa mencintai-Mu dan Rasul-Mu. Robano: May 24th, 2007 at 08:55 Ya Alloh Kuatkanlah barisan islam dengan tegaknya daulah khilafah Islamiyah di bawah kepemimpinan beliau, kami siap mendukungmu dengan jiwa dan raga. Iman: May 24th, 2007 at 09:26 Ustadz…Keep Fight! Reni Ibrahim: May 25th, 2007 at 09:40 Ya Allah… Mudah2an dgn kepemimpinan Syaikh Atha Abu Ar-Rasythah di dalam Hizbut Tahrir bisa mengantarkan kaum muslimin pada Ibunda mereka yang hilang yakni Khilafah Rasyidah. Amiin… ahmad syauqiy: May 25th, 2007 at 10:31 Semoga Allah memberikan kekuatan pada beliau untuk membenahi internal hizb at tahrir agar semakin solid, tidak terpecah belah, melahirkan para syabab yang bersyakhsiyah islamiyah yang kuat, tidak nifak, tidak mencari muka di hadapan penguasa, tidak bermanis muka dengan sistem kufur, tidak menutupi kebenaran, dan amanah…Allahu akbar! www.pinideologis.blogspot.com: May 26th, 2007 at 00:08 smoga lagi dan lagi …………………..muncul pejuang pejuang tangguh seperti Hamzah bin Abdul Muthallib,Umar bin Khattab,Khalid bin walid, Mush’ab bin Umair,Muhammad al-Fatih, Sholahuddin al-Ayyubi, Saifuddin Quthuz, Thariq bin Ziyad ….ditubuh umat besar ini…….dan jadikan aq satu diantara mereka….atau jadikan aq paduan dari mereka semua………………..dan berilah sisa umurku ini hanya untuk berjihad dan lakukan futuhat futuhat………..sampai syahid menjemputku…….Amiin Ya 4JJ1……amiin ya Rabb………. Tisna AsSyirbuny: May 26th, 2007 at 13:48 Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan keselamatan kepada beliau, seorang pemimpin para pejuang khilafah yang insya Allah akan segera tegak. Allahu Akbar !!! firda-malang: May 28th, 2007 at 06:22 ya Allah karuniahkan kepada kami kekuatan untuk dapat terus memperjuangkan agamaMu…hingga tegak hukum-hukumMu di muka bumi ini…hingga terus berkibar Liwa dan RayyahMu…hingga kembali ummat ini menjadi Khoiru Ummah…AMIN YA ROBBAL ‘ALAMIN al.corleone: May 29th, 2007 at 01:30 go fight for freedom!!!!! may god save yer as* al mu'tashim al acehi: May 29th, 2007 at 10:15 Ya Allah, berilah kekuatan Beliau kekuatan untuk terus berjuang hingga datang dimana bergembiralah hati orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah, terhadap siapa saja Yang Allah kehendaki, sungguh Allah Maha Bijaksana lagi Maha Pengampun. Dan mudah-mudahan keturunan kami adalah penerus perjuangan mereka. budianto haris: June 4th, 2007 at 12:26 Ya Aziz, Blesh us by his leadership to shine the world by establishing khilafah. Subhanallah!! ars: June 6th, 2007 at 11:35 ya Allah, pertautkan hati kami dalam Islam, kuatkan persaudaraan kami, dahsyatkan kekuatan barisan pejuang syariah ini bersama orang2 yg telah Engkau pilih ya Allah, untuk menjemput tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah….. Laa illa ha illallah..muhammadurasululloh Azhari: June 20th, 2007 at 15:02 Semoga Allah swt segera menurunkan pertolongan-Nya dan menjadikan Syaikh Atha Abu Ar-Rasythah seorang ilmuwan dan Fuqaha menjadi Khalifah pertama sejak kejatuhan Khilafah Utsmaniyah. Kami siap berdiri bersamamu ya Syaikh, berbai’at kepadamu dalam keadaan suka dan duka. Allahu Akbar… el-wathiq bil Haq: July 15th, 2007 at 21:17 mengharapkan kembalinya kejayaan islam sebagaimana dulu adalah utopis jika pejuangnya tidak memiliki sifat dan mental yang (minimal) sama dengan para pejuangnya dulu… jadi, mari kita libatcurahkan harta, jiwa dan pikiran kita untuk hal yang sudah barang tentu diridloi Allah ini… karena, dengan atau tanpa peran kita (saya dan anda) janji Allah akan kejayaan Islam adalah PASTI TERJADI! SELAMAT BERJUANG… SEMOGA KITA BISA B’JUMPA DI TAMAN ABADI DAMBAAN SETIAP HAMBA.. INSYAA’ALLAH.. AMIN… (diamini lho..) syifa: June 24th, 2011 at 15:13 y Rabb.. lindungilah amir kami, semoga dapat menjalankan amanah hingga tegak khilafah dimuka bumi…. dani: April 29th, 2013 at 23:46 amiin.. charisah: May 2nd, 2013 at 22:27 aminn ya robb SODIK PERMANA: June 7th, 2013 at 09:00 semoga khilafah segera tegak dg dibai’atnya khalifah se segeramungkin di era kami ini dg Syaikh Atha sbg Kalifahnya Amiin, Takbir! Leave a comment Name (required) Mail (required, but not published) Website Comment HOME BERITA TERBARU TENTANG KAMI FAQ DEKSTOP Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia: Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390 Telp/Fax: (62-21) 83787370 / 83787372, Email: info@hizbut-tahrir.or.id
Bolehkah ipar tinggal serumah
Qawl Jadid Hizbut Tahrir December 1st, 2013 by solihan Soal: Dalam Soal-Jawab yang telah dipublikasikan sebelumnya, telah dinyatakan kebolehan saudara ipar tinggal serumah dengan berpakaian mihnah, sementara dalam Kitab An-Nizham al-Ijtima’i yang terbaru tidak dibolehkan. Mana pendapat yang lebih rajih (kuat)? Jawab: Setelah kita membandingkan penjelasan dalam Soal-Jawab sebelumnya dengan penjelasan yang dituangkan dalam Kitab An-Nihzam al-Ijtima’i yang terbaru, edisi Muktamadah, memang ada perbedaan. Namun, perlu dicatat, keduanya sama-sama merupakan hukum syariah karena sama-sama merupakan hasil ijtihad mujtahid. Keduanya juga sama-sama merupakan pandangan Hizb pada zamannya. Hanya saja, pendapat yang pertama merupakan qawl qadim (pendapat lama), yang diadopsi pada zaman kepemimpinan amir Hizb yang pertama, yaitu Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani (w. 1977 M). Ini bisa dibuktikan pada tanggal dan tahun pengeluaran Nasyrah tersebut. Masing-masing adalah Nasyrah Soal-Jawab tanggal 30/5/1967 M, Nasyrah Soal-Jawab tanggal 14/9/1968 M, Nasyrah Soal-Jawab tanggal 19/11/1968, Nasyrah Soal-Jawab tanggal 11/5/1970 M, dan Nasyrah Soal-Jawab tanggal 8 Sya’ban 1388 H. Pendapat (qawl qadim) ini tidak lagi diadopsi oleh Hizb pada zaman kepemimpinan amir sekarang, yaitu Syaikh al-‘Alim ‘Atha’ Abu Rusytah, sebagaimana yang tertuang dalam kitab An-Nizham al-Ijtima’i, edisi Muktamadah. Ini bukan hal baru dalam khazanah fikih sebagaimana kita kenal pada era keemasan fikih Islam. Sebut saja, Khalifah ‘Umar bin al-Khatthab (w. 23 H) dan Imam as-Syafii (w. 205 H) juga mempunyai dua qawl (pendapat), yaitu qawl qadim dan qawl jadid. Dua-duanya merupakan hukum syariah. Bahkan ketika orang yang telah diputuskan oleh Khalifah ‘Umar dengan hukum yang berbeda menuntut dianulir keputusannya, dengan tegas beliau menolak, seraya berkata: “Keputusan itu sudah sesuai dengan apa yang telah kami putuskan sebelumnya dan keputusan ini pun berdasarkan apa yang telah aku putuskan.” 1 Adapun pendapat Hizb sekarang (qawl jadid), sebagaimana yang dituangkan dalam An-Nizham al-Ijtima’i, edisi Muktamadah, adalah sebagai berikut: Mengenai masalah pertama, yaitu adanya beberapa saudara dan kerabat yang tinggal serumah antara satu dengan yang lain, kemudian masing-masing wanitanya tampak kepada kaum prianya dengan pakaian kerja sehingga tampak rambut, leher, lengan dan pundaknya serta bagian lain yang biasa ditampakkan oleh pakaian kerja. Aurat itu kemudian dilihat oleh saudara laki-laki suaminya, atau kerabatnya yang notabene bukan mahram-nya; sebagaimana aurat itu juga dilihat oleh saudara laki-laki, ayah dan mahram wanita itu yang lainnya. Adapun saudara laki-laki suaminya adalah orang asing (bukan mahram) bagi dia, sebagaimana laki-laki asing lainnya. Begitu juga, kerabat satu dengan yang lain kadang saling mengunjungi, semisal anak-anak paman dari ayah (‘am), anak-anak paman dari ibu (khal), dan sebagainya, yang notabene merupakan dzawi al-arham (kerabat yang mempunyai hubungan darah)2 yang bukan mahram, atau bukan dzawi al-arham (kerabat yang tidak mempunyai hubungan darah secara langsung). Mereka mengucapkan salam (tanda minta izin) kepada para wanita (di rumah), lalu duduk bersama mereka, sementara wanita-wanita itu mengenakan pakaian kerja. Tampak dari wanita-wanita itu lebih dari sekadar wajah dan kedua telapak tangannya, seperti rambut, leher, lengan, pundak dan lainnya. Mereka diperlakukan layaknya mahram. Masalah ini telah menggejala dan telah menjadi bencana bagi kaum Muslim, terutama di kota-kota. Banyak yang mengira semuanya itu mubah. Padahal sejatinya yang mubah adalah memandangnya, dan yang memandang itu adalah para mahram dan orang-orang yang mengikutinya, yang notabene tidak mempunyai hasrat kepada wanita (at-tabi’in ghayra uli al-irbah). Terhadap selain mereka, para wanita itu tetap haram untuk menampakkan selain wajah dan kedua telapak tangannya. Penjelasan detailnya tentang itu adalah, bahwa Allah SWT jelas telah mengharamkan kaum wanita secara mutlak dipandang atau dinikmati. Lalu, keharaman menikmati itu dikecualikan dari para suami. Kemudian keharaman memandang dikecualikan dari orang-orang, termasuk mereka adalah paman-paman dari ayah (a’mam) dan ibu (akhwal). Obyek kaum perempuan yang diharamkan bagi kaum pria pun dikecualikan, yaitu wajah dan kedua telapak tangan. Karena itu, menikmati atau memandang dengan syahwat secara mutlak hukumnya haram, kecuali bagi suami; dan memandang wajah dan kedua telapak tangan dengan pandangan biasa (tanpa disertai syahwat) secara mutlak hukumnya mubah. Adapun memandang lebih dari wajah dan kedua telapak tangan, secara mutlak hukumnya haram, kecuali bagi para mahram yang telah disebutkan oleh Allah, dan orang yang statusnya sama dengan mereka. Sebelumnya telah dijelaskan hukum syariah tentang kehidupan umum, sebagaimana yang dinyatakan dalam beberapa teks. Adapun dalam kehidupan khusus, Allah telah membolehkan kaum perempuan untuk menampakkan lebih dari wajah dan kedua telapak tangannya, sebagaimana yang lazim ditampakkan saat bekerja. Allah SWT berfirman (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kalian miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kalian, meminta izin kepada kalian tiga kali (dalam satu hari), yaitu: sebelum shalat Subuh, ketika kalian menanggalkan pakaian (luar) kalian, di tengah hari dan sesudah shalat Isya (TQS an-Nur [24]: 58). Allah SWT memerintahkan anak-anak yang belum balig dan budak untuk tidak memasuki rumah wanita tersebut dalam tiga (waktu) tadi. Kemudian Allah membolehkan mereka untuk memasukinya, selain dalam ketiga waktu ini. Sebabnya, Allah melanjutkannya dengan firman-Nya (yang artinya): Itulah tiga aurat bagi kalian. Tidak ada dosa atas kalian, tidak pula atas mereka, selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kalian, sebagian kalian ada keperluan kepada sebagian yang lain (TQS an-Nur [24]: 58). Ini tegas menyatakan, bahwa selain dalam ketiga keadaan (waktu aurat) ini, anak-anak dan budak perempuan tersebut boleh memasuki rumah perempuan ini tanpa izin, yaitu ketika perempuan tersebut berpakaian kerja. Dari sini bisa dipahami, bahwa perempuan tersebut boleh tinggal di dalam rumahnya dengan pakaian kerja, dan dalam pakaian kerja tersebut dia boleh menampakkan (apa yang lazim dia tampakkan) kepada anak-anak dan budaknya. Karena itu, tidak diragukan, bahwa perempuan tersebut boleh tinggal di dalam rumahnya dengan pakaian kerja. Dia secara mutlak tidak berdosa. Dalam kondisi seperti itu, dia boleh dipandang (aurat yang lazim ditampakkan pakaian kerjanya) oleh anak-anak dan budaknya, dan dalam hal ini tidak ada masalah. Dia tidak harus menutupi auratnya dari mereka. Mereka juga tidak membutuhkan izin memasuki rumahnya. Sebabnya, ayat tersebut menyatakan, kebolehan anak-anak dan budaknya masuk tanpa izin, kecuali dalam tiga waktu aurat di atas. Tidak boleh dikatakan, bahwa pembantu yang notabene orang merdeka bisa dianalogikan kepada budak, dengan ‘illat (alasan) bahwa mereka sama-sama “thawwafun” (mengitari kehidupan perempuan tersebut). Jelas tidak boleh dikatakan demikian, karena ‘illat ini merupakan ‘illat qashirah (terbatas), dengan bukti, bahwa anak-anak tadi setelah balig diwajibkan izin, padahal mereka “thawwafun”. Adapun di luar mereka yang dikecualikan dalam ayat tersebut, yaitu selain anak-anak dan budak perempuan tersebut, maka Allah SWT telah menjelaskan hukum mereka dalam kehidupan khusus. Ketika meminta mereka untuk minta izin (saat memasuki rumahnya). Allah SWT berfirman (yang artinya): Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian hingga kalian meminta izin (dari penghuninya) dan mengucapkan salam kepada penghuninya (TQS an-Nur [24]: ). Allah meminta kaum Muslim meminta izin (saat memasuki rumah) dan menyebutnya denga menggunakan kata “isti’nas” ketika ingin memasuki rumah orang lain. “Mafhum”-nya, jika dia hendak memasuki rumahnya sendiri, maka tidak perlu meminta izin. Sebab turunnya ayat ini adalah, ada seorang wanita Anshar, berkata, “Ya Rasulullah, ketika aku di rumahku dalam satu keadaan yang aku tidak ingin dilihat oleh siapapun, baik ayah maupun anakku, tiba-tiba ayahku masuk ke rumahku. Selalu saja, laki-laki dari keluargaku masuk ke rumahku, dan saya dalam keadaan seperti itu. Lalu, apa yang harus saya lakukan?” Lalu turunlah ayat “isti’dzan” ini. Jika sebab turunnya ayat tersebut dikaitkan dengan “manthuq” (makna tersurat) dan “mafhum” (makna tersirat) ayat tersebut, maka tampak bahwa masalah dalam kehidupan khusus itu bukanlah masalah menutup aurat atau tidak, tetapi masalah penampilan dengan pakaian kerja, yang biasa dilakukan wanita. Dalam kondisi seperti ini, yaitu kondisi berpakaian kerja, Allah tidak memerintahkan wanita untuk tidak bekerja (dengan pakaian kerja), tetapi Allah memerintahkan kaum pria meminta izin, agar para wanita itu bisa menutup bagian yang lain, selain wajah dan kedua telapak tangannya, terhadap bukan mahramnya, karena perintah meminta izin itu bisa berkonotasi perintah untuk menutup aurat, dengan dalil sebab turunnya ayat ini. Jika seseorang memasuki rumah wanita tersebut, maka dia harus meminta izin, baik mahram atau bukan. Jadi, perintah meminta izin mempunyai konotasi agar wanita tersebut menutup auratnya kepada pria yang bukan mahram-nya. Mengenai pria memandang wanita dalam kondisi seperti ini merupakan masalah lain, yang terkait dengan hukum memandang, baik dalam kehidupan khusus maupun yang lain. Allah SWT telah mengharamkan pria yang bukan mahram untuk memandang selain wajah dan kedua telapak tangan, dan membolehkannya bagi mahram. Allah pun memerintahkannya untuk menundukkan pandangan terhadap bagian tubuh wanita itu, selain wajah dan telapak tangan. Allah juga mentoleransi pandangan mata yang tidak terbelalak (disertai syahwat). Tentang keharaman memandang lebih dari wajah dan kedua telapak tangan sudah jelas. Begitu juga kewajiban menundukkan pandangan lebih dari itu juga sudah jelas dalam firman Allah SWT (yang artinya): Katakanlah kepada orang-orang Mukmin laki-laki agar mereka menundukkan pandangan mereka (TQS an-Nur [24]: 30). Yang dimaksud di sini adalah menundukkan pandangan terhadap selain wajah dan kedua telapak tangan, dengan dalil, memandang keduanya dibolehkan. Dalam hadis al-Bukhari Said bin Abi al-Hasan berkata kepada al-Hasan, bahwa kaum perempuan non-Arab biasa menampakkan dada dan kepala mereka, maka berkata al-Hasan, “Palingkan pandanganmu.” Dalam hadis larangan duduk di jalan, Nabi saw. bersabda, “Tundukkan pandangan.” (HR Muttafaq ‘alaih). Artinya, para wanita itu kadang membuka bagian yang lebih dari wajah dan kedua telapak tangan, maka kalian wajib menundukkan pandangan, bukan tidak boleh memandang. Jadi, ketika Allah mengharamkan memandang, sebenarnya hanya mengharam-kan memandang lebih dari wajah dan telapak tangan; lebih spesifik, pandangan yang disengaja (syahwat). Mengenai pandangan yang tidak disengaja, maka hukumnya tidak haram. Allah juga tidak memerintahkan agar meninggalkannya, tetapi hanya memerintah-kan menundukkan pandangan. Allah SWT berfirman (yang artinya): Hendaknya mereka menundukkan pandangan (TQS an-Nur [24]: 30). Lafal “Min” berkonotasi “tab’idh” (sebagian), maksudnya, “Hendaknya mereka menundukkan sebagian dari pandangan mereka, atau sebagian penglihatan mereka.” “Mafhum”-nya, pandangan yang ditundukkan boleh, yaitu pandangan yang wajar, dan tidak disengaja (disertai syahwat). Inilah qawl jadid (pendapat baru) Hizb sebagaimana yang diadopsi dalam kitab An-Nizham al-Ijtima’i.3 [KH. Hafidz Abdurrahman] Catatan kaki 1 Lihat: al-‘Allamah Syaikh ‘Abd al-Qadim Zallum dan al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Nizham al-Hukmi fi al-Islam, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. VI, 1422 H/20o2 M, hlm. 191. 2 Ibn Qudamah menjelaskan dzawi al-arham, yaitu kerabat yang tidak mempunyai bagian waris (fara’idh) maupun sisa (ashabah). Mereka berjumlah 11 orang, yaitu: (1) anak laki-laki anak perempuan/cucu laki-laki dari anak perempuan (walad al-banat); (2) keponakan laki-laki dari saudara perempuan (walad al-akhawat); (3) keponakan perempuan dari saudara laki-laki (banat al-ikhwah); (4) keponakan laki-laki dari saudara laki-laki seibu (walad al-ikhwah min al-umm); (5) bibi dari semua arah (‘ammat); (6) saudara laki-laki ayah seibu (‘am min al-umm); (7) paman dari ibu (akhwal); (8) bibi dari ibu (khalat); (9) anak-anak perempuan paman dari ayah (banat al-a’mam); (10) kakek/bapaknya ibu (jadd abu al-umm); (11) semua nenek yang menurunkan satu ayah dari dua ibu (jaddah adlat bi abin bain ummain), atau menurunkan satu ayah ke atas. Mereka semuanya, dan keturunan mereka, disebut dzawi al-arham. Lihat, Ibn Qudamah, al-Mughni, IX/82. 3 Lihat, al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, An-Nizham al-Ijtima’i, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. IV, 1424 H/2003 M, hlm. 47-50. Baca juga : [VIDEO] Takziyah Hizbut Tahrir atas Wafatnya Saudara Perempuan dari Amir Hizbut Tahrir SJ: Seputar Wanita Membuka Hijabnya dari Pamannya Bapak dan Pamannya Ibu Hizbut Tahrir Menyelenggarakan Seminar Perempuan Internasional: “Satu Tahun Berlalu – Siapa yang akan Menyelamatkan Muslimah dan Anak-Anak Rohingya?” Aksi Hizbut Tahrir Inggris untuk Palestina Kampanye Global Muslimah Hizbut Tahrir Posted in Soal Jawab, Tsaqofah | No comments Previous post: Penerapan Islam Secara Bertahap, Bolehkah? Next post: Akhlak Mulia Leave a comment Name (required) Mail (required, but not published) Website Comment HOME BERITA TERBARU TENTANG KAMI FAQ DEKSTOP Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia: Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390 Telp/Fax: (62-21) 83787370 / 83787372, Email: info@hizbut-tahrir.or.id
Umat siapkah untuk khilafah
Soal Jawab: Apakah Umat Siap Memikul Konsekuensi Tegaknya al-Khilafah? December 6th, 2013 by kafi بسم الله الرحمن الرحيم Rangkaian Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim Atha bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir Hizbut Tahrir atas Pertanyaan di Akun Facebook Beliau Jawaban pertanyaan: Apakah Umat Siap Memikul Konsekuensi Tegaknya al-Khilafah? Kepada Yusuf Yusuf Pertanyaan: السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Al-‘Alim al-Jalil al-Akh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah, ba’da tahiyyah: Semua kita tahu bahwa umat lebih dekat hari ini dari waktu-waktu sebelumnya untuk pendeklarasian Daulah al-Khilafah yang bisa jadi akan diliput oleh berita cepat dan kita dengar pada suatu detik dengan izin Allah. Akan tetapi pertanyaan saya dan menurut posisi dan pengetahuan Anda atas berlangsungnya kejadian-kejadian, apakah umat Islam sekarang ini siap untuk semisal perkara agung ini, khususnya jika kita perhitungkan apa yang akan menjadi konsekuensi tegaknya al-Khilafah berupa tugas-tugas yang boleh jadi jauh lebih sulit dari perjuangan untuk menegakkannya, apakah umat siap untuk memikul beban-beban seperti ini? Jawab: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته Sesungguhnya masalahnya wahai Saudaraku adalah agar Allah menolong kita sehingga kita menegakkan daulah al-Khilafah. Adapun apakah umat siap untuk memikul beban-beban ini? Maka benar umat siap, yang kurang adalah adanya kepemimpinan yang takwa dan bersih yang memimpin umat kepada kebaikan di bawah naungan al-Khilafah ar-Rasyidah. Sesungguhnya Allah SWT mensifati umat ini: ﴿كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ﴾ “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (TQS Ali Imran [3]: 110) Benar, telah masuk ke dalam tubuh umat tsaqafah-tsaqafah rusak, ide-ide batil dan pemahaman-pemahaman berbahaya. Sementara ikatan islamiyah lemah di antara umat dan sebagai gantinya justru menyebar ikatan-ikatan nasionalisme dan patriotisme… Akan tetapi semua ini tidak berada di kedalaman benak kebanyakan umat. Melainkan hanya berada di permukaan, akibat perbuatan para penguasa zalim dan media massa yang berjalan di orbit mereka. Meski demikian, kebaikan tetap ada. Mudah-mudahan Anda mengikuti aktifitas-aktifitas Hizb dan Anda bisa lihat bahwa al-Khilafah telah menjadi opini umum yang dahulunya tidak. Dan al-Khilafah menjadi tuntutan umum yang mencolok setelah dahulu menyerukannya dianggap aib! Wahai Saudaraku, sesungguhnya umat yang hidup itu hingga meski tertimpa berbagai faktor kelemahan dan perpecahan … pasti akan melawan. Pasukan salib telah menempati negeri-negeri kita sekitar dua ratus tahun dan di al-Quds saja sekitar 90 tahun. Kemudian datanglah perang Hittin pada kuartal terakhir tahun 583 H dan pembebasan al-Quds pada Rajab 583 H. Kemudian pasukan Salib diusir dengan buruk setelah Shalahuddin mengalahkan Fathimiyun di Mesir dan mengembaikan kekuasaan kepada al-Khilafah al-‘Abbasiyah … Demikian juga Tatar, mereka menghancurkan Baghdadh dan membunuh khalifah pada tahun 656 H, lalu al-Khilafah beralih ke Mesir dan tidak berlalu dua tahun hingga terjadi ‘Ayn Jalut tahun 658 dan kekalahan Tatar… Begitulah, wahai Saudaraku yang mulia, pengembalian al-Khilafah dengan kepemimpinannya yang takwa dan bersih akan mengembalikan umat dengan izin Allah kepada kemuliaan, keagungannya dan pembebasannya. Dan hal yang demikian itu sangat mudah bagi Allah yang Maha Perkasa. Dan semoga Allah memberikan berkah kepada Anda atas perhatian dan konsern Anda. Saudaramu Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah 25 Muharram 1435 H 28 November 2013 M http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_31177 Baca juga : Soal Jawab: Apakah yang Mendorong Iran Merubah Sikapnya Tentang Pemurnian Uranium? Jawab Soal Seputar Penolakan Hizbut Tahrir dan Amirnya atas Berbagai Kritik dan Koreksi Jawab Soal Seputar Politik Amerika di Irak Ulama Gayo Lues siap bersama Hizbut Tahrir memperjuangkan Tegaknya Syari’ah dan Khilafah. Soal Jawab Seputar Aktivitas Pemerintahan dan Aktivitas Administratif Posted in Soal Jawab Amir HT, Tsaqofah | No comments Previous post: [VIDEO] Reportase Liqo’ Muharram Muballighah 1435 H Lampung Next post: Soal Jawab: Bolehkah Hudud Dilaksanakan oleh Kelompok atau Individu? Leave a comment Name (required) Mail (required, but not published) Website Comment HOME BERITA TERBARU TENTANG KAMI FAQ DEKSTOP Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia: Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390 Telp/Fax: (62-21) 83787370 / 83787372, Email: info@hizbut-tahrir.or.id