Rabu, 10 Juni 2020

KHILAFAH MEWUJUDKAN RAHMATAN LIL ALAMIN



Oleh: Achmad Mu'it

Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens dalam keterangan pers hari kamis (04/06/2020), mengaku telah mengantongi nama para tokoh oposisi yang ingin merancang kudeta terhadap pemerintahan yang sah di tengah krisis Corona saat ini.

Salah satu dari kelompok itu adalah yang ingin mendirikan Khilafah. Boni Hargens menyebut pengusung Khilafah sebagai “laskar pengacau negara”. Menurut Boni, mereka ingin merusak tatanan demokrasi dan berusaha menjatuhkan pemerintahan sah hasil pemilu demokratis.

Sebelumnya pada bulan Mei kemarin, Kepolisian Resor Kupang Kota bersama dengan ormas Brigade Meo juga menangkap suami istri yang menyebarkan ideologi khilafah melalui pamflet di Jalan El Tari Kupang.

Mereka diduga menyebarkan selebaran tentang khilafah dengan modus menyelipkan ke dalam lembaran koran yang dijual para loper di lampu merah El Tari, Kupang. Sebuah bukti foto berupa selebaran buletin kaffah yang diselipkan ke dalam lembaran koran yang dijual para loper berhasil diabadikan oleh Amar Ola Keda.

Namun faktanya foto buletin kaffah itu palsu. Secara fisik, tampak terlihat jelas adanya perbedaan antara buletin kaffah asli dengan palsu. Apalagi sejak bulan Ramadhan hingga Syawal buletin kaffah hanya diterbitkan dalam bentuk soft-file PDF dan tidak ada dalam bentuk cetak.

Sejak dicabut badan hukumnya, fitnah terhadap Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) seolah tiada henti, dengan memanfaatkan kelemahan HTI yang sudah tidak berbadan hukum mereka dengan bebas melakukan apa saja demi melindungi kepentingan mereka.

Fitnah yang disebarkan oleh penentang Khilafah ini diduga kuat untuk mengcounter isu PKI yang terus mendapatkan respon dari masyarakat dan juga isu pemakzulan presiden dengan cara meneror panitia dan guru besar pengisi diskusi ilmiah politik di UGM.

Mereka merasa terancam dengan bangkitnya Khilafah karena dianggap bertentangan dengan Pancasila dan NKRI. Mereka juga gerah karena merasa kedudukan dan singgasananya sedang digoyang.

Padahal sebagai bagian dari ajaran Islam, khilafah adalah harapan yang dinanti umat untuk menyelesaikan berbagai masalah negeri yang saat ini dibawah kendali sistem demokrasi sekuler. Khilafah akan memberikan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Bukan hanya untuk umat Islam tapi juga bagi non muslim.

Beberapa bukti bahwa Khilafah hadir untuk seluruh umat manusia tercatat dalam tinta emas sejarah. Kebaikan Khilafah bukan hanya sebatas untuk kaum muslimin tetapi kegemilangannya juga akan dirasakan oleh non muslim.

Berikut ini kebaikan-kebaikan Khilafah yang diakui oleh para cendekiawan non muslim:

1. Kebaikan Untuk Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Dunia

Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya yang tinggi (Jacques C. Reister).

Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa (Montgomery Watt).

Peradaban berhutang besar pada Islam. Islamlah—di tempat-tempat seperti Universitas Al-Azhar—yang mengusung lentera ilmu selama berabad-abad serta membuka jalan bagi era Kebangkitan Kembali dan era Pencerahan di Eropa. (Presiden AS, Barack Obama).

2. Kebaikan Untuk Keamanan Dunia

Will Durant  dalam bukunya The Story of Civilization mengatakan:

“Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.”

3. Kebaikan Untuk Non Muslim

T.W. Arnold, dalam bukunya The Preaching of Islam, menuliskan bagaimana perlakuan yang diterima oleh non-Muslim yang hidup di bawah pemerintahan Daulah Utsmaniyah.

Dia menyatakan, “Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan pada mereka, dan perlindungan jiwa dan harta yang mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen”.

Arnold kemudian menjelaskan:

“Perlakuan pada warga Kristen oleh pemerintahan Ottoman selama kurang lebih dua abad setelah penaklukkan Yunani telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa. Kaum Kalvinis Hungaria dan Transilvania, serta negara Unitaris (kesatuan) yang kemudian menggantikan kedua negara tersebut juga lebih suka tunduk pada pemerintahan Turki daripada berada di bawah pemerintahan Hapsburg yang fanatik; kaum protestan Silesia pun sangat menghormati pemerintah Turki, dan bersedia membayar kemerdekaan mereka dengan tunduk pada hukum Islam. Kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan kuno dan selalu ditindas oleh Gereja Rusia, menghirup suasana toleransi dengan kaum Kristen di bawah pemerintahan Sultan.”

Sementara Karen Amstrong mengatakan bahwa kaum Yahudi menikmati zaman keemasan di Andalusia. Dia mengatakan “Under Islam, the Jews had Enjoyed a golden age in al-Andalus.”

4. Kebaikan Untuk Ekonomi dan Kesejahteraan Dunia

Mary Mc Aleese, Presiden ke-8 Irlandia yang menjabat dari tahun 1997 sampai 2011. Dia juga seorang anggota Delegasi Gereja Katolik Episkopal untuk Forum Irlandia Baru pada 1984 dan anggota delegasi Gereja Katolik ke North Commission on Contentious Parades pada 1996. Dalam pernyataan persnya terkait musibah kelaparan di Irlandia pada tahun 1847 (The Great Famine), yang membuat 1 juta penduduknya meninggal dunia. Terkait bantuan itu, Mary McAleese berkata:

“Sultan Ottoman (Khilafah Utsmani) mengirimkan tiga buah kapal, yang penuh dengan bahan makanan, melalui pelabuhan-pelabuhan Irlandia di Drogheda. Bangsa Irlandia tidak pernah melupakan inisiatif kemurahan hati ini. Selain itu, kita melihat simbol-simbol Turki pada seragam tim sepak bola kita.”

Begitulah peranan Khilafah dan kebaikannya pada seluruh umat. Bahkan Cendekiawan non muslim pun dengan jujur mengakuinya.

Kegemilangan ini bukan muncul karena kebetulan atau isapan jempol belaka apalagi hanya retorika semata. Namun itu salah satu hikmah dan rahmat yang Allah jaminkan ketika setiap aturan diterapkan secara utuh tanpa memilah-milih.

Sebagaimana ada kaidah yang mengatakan bahwa setiap ada syariah, maka pasti akan ada maslahat. Itulah kemudian yang menjadikan Khilafah Islamiyyah secara imani dan alami akan memberikan keterjaminan berkah dan maslahat bagi kehidupan manusia dan termasuk di dalamnya kesejahteraan.

Lantas, jika ada yang mengatakan bahwa pengusung Khilafah dianggap sebagai laskar pengacau negara. Dimana nalarnya? Atau mungkin dia sedang sakau?

Wallahu'alam bish showab 🙏

https://t.co/iiNSaM74QC