Minggu, 21 Juli 2019

*Ustadz Idrus Romli dan HTI*

✅✅✅✅✅✅
➖➖➖➖➖➖
*Ustadz Idrus Romli dan HTI*
✅✅✅✅✅〰〰
Saya mengagumi ustadz Idrus Romli karena beliau memang alim. Ketika saya mendapat info tentang HTI yang cendrung negatif bahkan sangat buruk sekali. Saya jadi penasaran, benarkah HTI demikian. Akhirnya saya kumpulkan kitab mutabannatnya (kitab rujukan resmi yang ditulis langsung oleh muassisnya Syakh Taqiyuddin an_Nabhani), saya baca satu satu serta mencobaa mengocek kebenaran info yang saya fapatkan sebelumnya dari bukunya Ustadz Idrus, Hizbut Tahrir dalam Sorotan dan ada sat lagi tentang Aswaja. Dan ternyata tuduhan2 tersebut tidak benar bahkan stetmen beliau tentang HT/Hizbuttahrir banyak yang keliru dan tidak faktual.
Diantaranya:
1.#HT dalam Aqidah cendrung Mu'tazilah#
Jawaban:
Konsepsi HT dalam aqidah berbeda dengan mu'tazilah. Mu'tazila jelas menggunakan kata Fa'ala (perbuatan manusia bersumber dari manusia itu sendiri)  sedangkan HT menggunakan kata Saithara (menguasai) yang berarti ia diberikan pilihan oleh Allah antar berbuat atau tidak.an_Nabhani membagi dua wilaya h.
Wilayah yang menguasai manusia (سيطرت على الإنسان) dan daerah yang dikusai manusia (سيطر عليها الإنسان).
Pada level pertama (menguasai manusia) manusia tidak bisa memilih dan tidak ada pilihan di dalmnya. Ia hanya bisa pasrah dan tawakkal kepada Allah seperti seorang dilahirkan dari keluarga dan suku tertentu (Madura, Jawa, Sunda, Bugis, Batak dll). Karenanya ia tidak akan diminta pertanggungjawaban akherat tentang mengapa ia dilahirkan dari keluarga atau suku tersebut.
Sedangkan pada level kedua manusia akan diminta pertangjawaban diakhirat karena ia diberi pilihan antar melaksanakan atau meninggakkannya. Seperti sholat lima waktu.
Konsepsi An_Nabhani sebenarnya tidak jauh beda dengan Konsep Ikhtiyariyahnya Asya'irah bahkan mempertegas bin memperjelas konsep Ikhtiyari Asy'ari.
(Untuk lebih jelas dapat dibaca dalam kitab Nizam Al Islam (نظام الإسلام), BAB
القضاء والقدر
Halaman, 14_21.
2. #HT tidak beriman kepada Qoda' dan Qadar#
Jawaban:
Stetmen diatas tidak benar, karena syekh Taqi dalam kitabnya menyebutkan rukun Iman ada enam (Iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul2/utusan Allah, hari Akhir dan Qada' dan Qadar.
Untuk lebih jelasnya saya akan kutip stetmen beliau dalam kitab Asy_Syakhshiyyah Al Islamiyyah (Juz 1. hal : 29)
العقيدة الإسلامية
العقيدة الإسلامية هي الإيمان بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وبالقضاء والقدر خيره وشره من الله تعالى.
3. #TH tidak percaya pada siksa kubur#
Jawaban:
Stetmen diatas tidak benar karena tidak ada satu kitab mutabannat HT yang menyebutkan demikian. Kutipan diatas sebenarnya banyak mengutip pada fatwah2 yang diklim sebagai fatwah HT padahal penisbatannya tidak benar. Saya juga menjumpai stetmen yang sama seperti stetmen Pak kyai pada kitab" Al Mausu'ah Al Muyassarah Fi al_Mazahib al_Mu'ashirah yang setelah dicocokkan dan diteliti banyak info  yang ada dalam kitab tersebut yang tidak faktual bahkan ngaur. 
4. #HT  membuka Ijtihad selebar lebarnya tanpa syarat#
Jawaban :
Stetmen diatas juga tidak benar. Karena Syekh Taqi dalam Syakhshiyyah Juz 1 hal,  209_217 menjelaskan pengertian ijtihad, tingkatan mujtahid serta syarat2 orang melakukan ijtihad.
Artinya tidak setiap orang bisa melakukan ijtihad, Ijtihad hanya bisa dilakukan oleh orang yang telah memenuhi standar sebagai seorang mujtahid.
6. #HT membolehkan meraba_raba perempuan asal tidak syahwat.
Jawaban:
Kata lamasa/lamsun tidak bisa disamakan dengan meraba_raba yang maknanya cendrung negetif. Syekh Taqi membahas dalam kaitannya batal tidaknya udhu' seseorang apabila ia bersentuhan dengan perempuan (bukan meraba_raba sebagai diduga Kyai). Syekh Taqi mentabanni tidak batal asal tidak syahwat sebagai juga pendapat Al Imam Malik dan pendapat Al Imam Ahmad yang masyhur.

Himbauan untuk saudara_saudaraku sesama muslim yang saya cintai karena Allah . Ketika ingin mengetahui pemikiran, aturan, prosedur organisasi maka hendaklah merujuk langsung pada kitab/rujukan resminya.  Agar tidak timbul prasangka negatif antar sesama. Apapun organisasi nya kita adalah saudara.
Al_Mu'minu Akhul  Mu'min.

Tidak ada komentar: