Keutamaan Mengemban Alquran
Tentang keutamaan mengemban Alquran (membaca, mengamalkan dan
menerapkan Alquran), Anas bin Malik ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW
pernah bersabda, “Allah SWT memiliki keluarga dari kalangan manusia.” Beliau ditanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Para pembaca dan pengamal Alquran, itulah keluarga Allah; mereka termasuk yang Dia istimewakan.” (Al-Ajiri, Akhlaq Ahl al-Qur’an, I/3).
Abdullah bin Umar ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Akan
dikatakan kepada para pembaca Alquran pada Hari Kiamat, ‘Bacalah,
naiklah beberapa derajat (di surga)…Sesungguhnya kedudukan kamu ada di
akhir ayat yang kamu baca.’” (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/172).
Di surga nanti, bahkan para pembaca Alquran memiliki kedudukan yang
istimewa. Ummu ad-Darda’ pernah bertanya kepada Aisyah ra tentang orang
yang masuk surga dari kalangan pembaca Alquran, apa kelebihannya
dibandingkan dengan orang yang tidak membaca Alquran. Aisyah ra.
menjawab, “…Sesungguhnya orang yang masuk surga dari kalangan
pembaca Alquran maka tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari diri
mereka.” (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/155).
Hal ini wajar belaka. Pasalnya, sebagaimana dituturkan oleh Abdullah bin Umar ra, “Siapa
saja yang membaca Alquran adalah seperti sedang meniti jalan kenabian,
hanya saja Alquran tidak diwahyukan kepada dirinya.” (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/155).
Tentang keutamaan membaca Alquran, Ibrahim al-Hijri menuturkan dari
Abu al-Ahwash dari Abdullah bin Mas’ud ra bahwa Rasulullah SAW juga
pernah bersabda, “Pelajarilah oleh kalian Alquran dan bacalah.
Sesungguhnya kalian diberi pahala atas bacaannya setiap huruf dengan
sepuluh kebaikan. Aku tidak menyatakan alif lam mim itu dibalas dengan
sepuluh kebaikan, tetapi alif sepuluh kebaikan, lam sepuluh kebaikan dan
mim sepuluh kebaikan. Sesungguhnya Alquran adalah cahaya yang terang,
obat yang bermanfaat, kesuksesan bagi siapa saja yang mengikutinya dan
perlindungan bagi orang yang berpegang teguh padanya…” (Al-Ajiri, Akhlaq Ahl al-Qur’an, I/5).
Ali bin Abi Thalib ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW juga bersabda, “Orang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Bahkan baik sekali jika membaca Alquran dilakukan secara bersama-sama
di masjid dengan saling menyimak dan meluruskan bacaannya. Dalam ahl
ini, Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pun pernah
bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah,
lalu mereka membaca dan saling mengajari Alquran di antara mereka,
melainkan akan diturunkan kepada mereka ketentraman, diliputi rahmat,
dinaungi para malaikat, dan akan disebut-sebut oleh Allah bersama-sama
mereka di sisi-Nya.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).
Alquran bahkan akan menjadi syafaat pada Hari Kiamat nanti bagi para pembacanya. Sabda Nabi SAW, “Bacalah oleh kamu Alquran, sesungguhnya (Alquran) itu datang pada Hari Kiamat menjadi syafaat bagi pembacanya.” (HR Muslim).
Dengan semua keutamaan itu, wajarlah jika para sahabat berlomba-lomba
membaca, mempelajari dan mengamalkan kandungan Alquran. Dalam sebuah
hadits shahih, Rasulullah SAW menyuruh Abdullah bin Umar agar
mengkhatamkan Alquran seminggu sekali. Begitu pula para sahabat seperti
Usman bin ‘Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab; telah
menjadi wiridnya untuk mengkhatamkan Alquran pada setiap hari Jumat.
Namun demikian, paling tidak, hendaknya setiap Muslim bisa mengkhatamkan
Alquran sebulan sekali (HR Ahmad).
Itu baru keutamaan membaca dan mengkaji Alquran. Bagaimana dengan
mengamalkan dan menerapkan Alquran dalam kehidupan? Tentunya, jauh lebih
utama. Pasalnya, membaca Alquran adalah sunnah saja, meski mengkaji dan
mempelajarinya adalah kewajiban karena termasuk dalam bab thalabul ilmi
yang memang wajib. Namun, semua itu tentu tidak ada faedahnya jika
Alquran tidak diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan. Bahkan, tidak
mengamalkan dan menerapkan Alquran termasuk dalam tindakan mengabaikan
Alquran yang nyata-nyata telah diharamkan oleh Allah SWT. Allah SWT
berfirman yang artinya: Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sebagai sesuatu yang diabaikan.” (QS al-Furqan [25]: 30). [] abi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar