Trust – Kepercayaan
Halaqoh Online 9:42 AMFelix Siauw on Tips Dakwah #1 Trust – Kepercayaan
Ada satu hal yang merupakan kunci dari dakwah yang berhasil, Trust – Kepercayaan.
Yang bila hal ini ada pada orang yang kita dakwahi, insya Allah mereka
akan menerima dengan lebih mudah, lebih segera dan tentunya lebih
bertahan lama.
Efek
dari kepercayaan juga sangat luar biasa, suatu perkataan atau perbuatan
terasa lebih mudah diterima apabila sudah ada kepercayaan.
Mungkin biasa saja apabila kita mengatakan di depan publik “sesungguhnya yang paling baik diantara laki-laki adalah yang paling baik kepada istri-istrinya”. Namun apabila kita tambahkan “Rasulullah bersabda: sesungguhnya yang paling baik diantara laki-laki adalah yang paling baik kepada istri-istrinya” maka efeknya akan lain. Itu karena Rasulullah dipercaya.
Saking
pentingnya isu kepercayaan ini, Allah pun menunjukkan pada kita bahwa
Dia memilih Muhammad saw salah satunya adalah karena beliau bergelar
Al-Amin (yang dapat dipercaya) bahkan jauh sebelum beliau Muhammad saw
diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Lalu apa yang mempengarhi kepercayaan seseorang pada kita? Simak dulu yang dibawah ini
1. Reputasi dan Referensi
Jelas
lebih mudah mempercayai seseorang yang telah memiliki reputasi (brand
image). Reputasi atau brand image kita adalah segala sesuatu nilai yang
terbersit pada audiens ketika mendengar atau melihat kita. Dan efek
terhadap kepercayaan sangat besar sekali.
Hal
ini juga berkaitan dengan referensi. Semakin banyak seseorang mendengar
kita dari teman atau lingkungannya, semakin mudah pula dia mempercayai
kita.
Maka
reputasi & referensi tidak dibangun dalam semalam. Ia adalah
akumulasi dari setiap amal kita di dunia kita, yang menumpuk dalam waktu
yang lama dan membentuk brand image.
Reputasi
& referensi juga terkait erat dengan cara berpenampilan yang
konsisten dan rapi. Ingat bahwa manusia cenderung melihat fisik dan
menilai seseorang dari 30 detik pertama
Membangun reputasi dan referensi memerlukan 1 kata, konsistensi.
Siapa yang konsisten dengan satu perbuatan, maka pasti akan melahirkan
reputasi. Misal, bila menyebut dzikir kita akan ingat Arifin Ilham,
sedekah ingat Yusuf Mansur, Khilafah ingat Hizbut Tahrir, dan
sebagainya.
Membentuk
reputasi & referensi tidak mungkin dalam waktu singkat. Bila anda
mau instan, lupakan saja. Orang akan mengingat anda karena konsistensi,
bukan perilaku oportunis.
Bila
reputasi telah terbentuk, referensi akan datang dengan sendirinya, dan
rasakan begitu mudah berdakwah bila seseorang telah percaya pada kita.
2. Satu Perahu
Selain
itu kepercayaan juga akan muncul apabila kita dan audiens merasa ‘satu
perahu’. Seorang Muslim tentunya akan merasa lebih nyaman dan percaya
dengan Muslim yang lain ketimbang yang non-Muslim. Begitu pula kesamaan
membuat kepercayaan.
Satu
bahasa menimbulkan kepercayaan, satu agama menimbulkan kepercayaan,
satu nasib menimbulkan kepercayaan, bahkan satu klub bola menimbulkan
kepercayaan.
Maka
ketika kita berdakwah, pastika kita berada ‘satu perahu’ dengan
audiens. Sehingga kita bukan terkesan ‘menggurui’ atau ‘digurui’, tapi
berada dalam posisi yang sama. Bersebelahan duduk dan berbagi kesulitan
serta kesenangan.
3. Keahlian (Expertise)
Ada
satu hal yang sering dilupakan oleh pengemban dakwah, bahwa kepercayaan
tidak dibangun dengan cara yang manipulatif (tipuan) dan artifisial
(buatan). Kepercayaan memang dapat dimanipulasi, namun tidak akan
bertahan lama, dan kecewa lebih besar akan terjadi bila kepercayaan
dimanipulasi
Kebanyakan
yang terjadi sekarang, pengemban dakwah terlalu ‘membesar-besarkan’
dirinya. Bertindak tak sesuai dengan maqam dan keahliannya, berbicara tsartsarah (melebih-lebihkan). Padahal keahliannya belum samasekali sampai disana.
Kepercayaan bisa dimanipulasi denngan hal seperti itu, namun yang mengekalkan kepercayaan adalah expertise (keahlian) yang tanpanya perbuatan dan perkataan hanya jadi omong kosong.
Maka
bila kita ingin dipercaya, jadilah ahli dibidang kita. Rajin
mengumpulkan tsaqafah dengan membaca, menulis dan menyampaikan adalah
ciri pengemban dakwah. Jangan malas menjadi ahli bila ingin dipercaya.
Coba pikir, pilih mana, disuntik orang yang bergelar Dr (Dokter), atau disuntik orang bergelar DrH (Dokter Hewan)?
Keahlian
bisa saja dicapai melalui pendidikan formal, namun jalur non-formal
juga tidak kalah banyaknya dan melahirkan orang-orang yang tidak kalah
hebatnya.
Masih
banyak lagi hal yang bisa membuat orang percaya dengan kita,
salahsatunya kedekatan kita dengan Allah yang akan kita bahas dalam sesi
khusus.
Silahkan temukan sendiri dan bangun brand image kita.
Selain itu bijaksanalah dan dekatlah secara emosional dengan mad’u.
Ingat pula yang terpenting untuk menjadi ahli pada bidangnya. Dan
bersabarlah dalam melakukannya, mudah-mudahan kita lebih mudah
berdakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar